Kenduri Besar Bendingin Bungah

Arak arakan lampu oncor tampak begitu semarak dibawakan oleh para muda mudi desa Bedingin Kecamatan Sambit. Arak arakan oncor untuk menerangi perjalanan kirab Tumpeng Kenduri”Bedingin Bungah” Mengelilingi dukuh Gampeng rejo  menuju lapangan Wisata Lemah Gemplah dimana sejak ba’da magrib diwilayah tersebut hanya diperbolehkan menyalakan oncor ataupun lilin sebagai lampu penerang sebagai salah satu syarat prosesi acara tersebut.

Kemeriahan tampak ketika  Tumpeng Kenduri “Bedingin Bungah” sampai di lapangan Lemah Gemplah, prosesi kenduri massal di mulai, ratusan warga dan pengunjung Wisata Lemah Gemplah duduk bersila mengikuti prosesi tasyakuran “Bedingin Bungah”khidmat menyentuh, unsur kekentalan sakralitas kejawen sangat menyusup dalam hati, ngujub (penyampean keinginan) diiringi do’a sangat menyentuh sanubari. Malam ini di penghujung penanggalan  Maret ( 31/3/2018) Bukit Lemah Gemplah mempesona pengunjungnya

Lemah Gemplah merupakan bukit kecil bekas penambangan pasir yang karena kreatifitas para muda mudi desa Bedingin disulap menjadi bukit wisata yang mempesona.Banyak pengunjung yang menikmati liburannya ke Lemah Gemplah ini untuk refleshing.”Sedangkan untuk acara prosesi Bedingin Bungah, seperti malam ini itu diselenggarakan setiap empat bulan sekali.

Tujuannya adalah mengajak warga untuk selalu mengutamakan kebersamaan dan selalu bersyukur, mensyukuri atas apa yang diberikan Allah kepada kita semua kita syukuri” papar Marjuki kepala desa Bedingin Kecamatan Sambit. Pengunjung Lemah Gemplah juga banyak muda mudinya, slogannya ada “jalan penghubung cinta.”

Masih ungkap Marjuki ” Alhamdulillah prosesi malam ini juga banyak pengunjung yang dari luar kota seperti dari Jakarta, juga dari Dewan Kesenian, Pokdarwis dan yang lainnya.(Kominfo/panji)