Pendidikan Itu Kunci Utama Kemajuan Perempuan.

DUA dari tiga kepala bidang yang ada di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Ponorogo adalah perempuan. Seorang di antaranya  Wiwik Dyah Pratiwi yang mengepalai bidang aplikasi dan informatika.  Apa saja pandangannya tentang kesetaraan dan kemandirian perempuan bertepatan dengan peringatan Hari Kartini?

MAGISTER lulusan Jepang itu meyakini kemampuan perempuan dengan laki-laki setara sudah. Pembeda antara dua manusia berlainan jenis itu hanyalah kondisi fisik.  Perempuan sekarang ini memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses berbagai ilmu, pendidikan, dan pekerjaan. Bahkan, para perempuan kini juga memerankan sejumlah profesi yang dulu amat identik dengan laki-laki.

Tanpa kecuali di bidang teknologi informatika yang lekat dominasi laki-laki. Bu Wiwik –sapaan Wiwik Dyah Pratiwi—sempat ragu pula lantaran disiplin ilmunya condong ke ilmu sosial.  Namun, dia akhirnya berketetapan hati bahwa untuk memajukan bidang aplikasi dan informatika  tidak melulu bergantung pada pengetahuan tentang teknologi.

‘’Melainkan perlu ilmu-ilmu lain sehingga bisa melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas,’’ kata Bu Wiwik.

Kendati perempuan kelahiran 1965 itu tidak memungkiri bahwa laki-laki lebih meminati bidang teknologi informatika. Apalagi jika sudah menyangkut infrastruktur. Di lain pihak, Bu Wiwik mencermati masih ada hambatan-hambatan di masyarakat yang menyulitkan perempuan untuk maju.

‘’Paling besar datang dari budaya. Stereotipe-stereotipe (persepsi) negatif masih banyak dilekatkan pada perempuan,’’ terangnya.

Bu Wiwik mengambil contoh tayangan di televisi yang kerap menempatkan perempuan sebagai objek bercanda. Tak urung, wacana yang terbangun luas adalah  posisi sosial laki-laki lebih tinggi dari kaum perempuan. Masyarakat ahirnya menganggap wajar perilaku kurang sopan bahkan pelecehan terhadap perempuan.

‘’Menggoda, berkomentar dengan nada merendahkan, atau bersiul ketika ada perempuan berjalan, itu semua sudah termasuk bentuk pelecehan,’’ terangnya.

Pendidikan adalah kunci utama kemajuan perempuan. Beruntung semakin hari masyarakat kian menyadari pentingnya pendidikan. Semakin berpendidikan seorang perempuan, akan semakin terbuka pemikirannya. Semakin mampu pula mengaktualisasikan diri.

‘’Pendidikan memiliki kemampuan yang cukup kuat untuk mengubah pola pikir yang ada di masyarakat,’’ tegas Bu Wiwik.

Perempuan seharusnya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar. Baik lewat pendidikan formal maupun informal. Dukungan perkembangan teknologi yang pesat, membuat para perempuan mudah mengakses berbagai ilmu, informasi, dan pengetahuan. Batasan-batasan yang dulu menghambat perempuan untuk belajar –seperti jarak dan waktu– sekarang ini  semakin lebur karena kemajuan teknologi.

‘’Perempuan tetap bisa belajar kapan saja dan di mana saja dengan bantuan teknologi yang ada,’’ ujar Bu Wiwik.

Pun, perempuan tetap tidak dapat melupakan kodratnya. Anak-anak menghabiskan masa awal usia emas mereka bersama ibu. Tak pelak, seorang anak banyak belajar tentang perilaku dan pandangan hidup dari ibunya.

‘’Perempuanlah yang pertama kali mengajari anak-anaknya bagaimana cara memandang dunia sebelum berinteraksi di lingkungan masyarakat,’’ pungkasnya. (kominfo/dyah/hw)