Kang Bupati Curcol Soal Kritik Versus Antikritik di Depan Para Awak Media

BUPATI Ponorogo Sugiri Sancoko sempat menyampaikan unek-uneknya di depan puluhan awak media. Mantan jurnalis itu menegaskan bahwa dirinya bukan tipikal antikritik. Namun, kritik yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kecaman atau tanggapan, seyogianya harus berdasarkan fakta serta data. ‘’Saya membuka peluang untuk kritik, tapi dalam sebuah iklim demokrasi juga memungkinkan seseorang mengajukan pendapat pembanding,’’ katanya.

Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko– mengeluarkan curahan hati colongan (curcol) itu di depan para wartawan dalam acara Ngobati (Ngobrol Bareng Bupati) di hall Hotel Gajahmada Ponorogo, Senin (28/11/2022). Kepada PNG.go.id, dia menyebut bahwa kritik sejatinya tidak menganut etika yang konotasinya adab atau kesantunan berperilaku. ‘’Kalau dikatakan mengkritiklah yang santun malah bukan kritik.Tidak ada istilah kritik yang membangun karena disertai solusi, misalnya, mengapa tidak membuat makalah saja,’’ tanya balik Kang Bupati.

Mantan legislator DPRD Jawa Timur itu mencontohkan kritik yang membarengi pembangunan jalan sepanjang 150 kilometer di 51 lokasi dengan anggaran sejumlah Rp 155 miliar. Kondisi jalan rusak yang belum tersentuh proyek Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan semakin kentara. Fakta sebenarnya adalah jalan rusak di Ponorogo yang tersisa tinggal sekitar 36 kilometer. ‘’Kolaborasi antara APBD dan APBDes akan mampu mengatasi persoalan jalan rusak yang tersisa itu di tahun depan,’’ tegasnya.

Bersamaan acara media gathering itu juga disosialisaikan tentang tatacara pengadaan barang jasa pemerintah daerah melalui e-katalog lokal. Market sounding produk atau komoditas yang termasuk di dalamnya adalah perusahaan media. (kominfo/fad)