Lomba Karawitan dan Macapat Sebagai Wadah Pelestarian Tradisi Jawa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ponorogo menggelar Lomba Karawitan dan Macapat tingkat SD dan SMP tahun 2019 Se-Kabupaten Ponorogo dengan tema “Meningkatkan Persatuan dan Kesatuan Untuk membangun Pariwisata Ponorogo Yang Lebih Maju, Berbudaya Dan Religius”.

Lomba tersebut diadakan mulai tanggal 28-29 Agustus 2019 pada pukul 09.00-17.00 WIB bertempat di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo yang lokasinya luas, terbuka, dan memiliki ciri khas kejawen.

“Lomba tembang macapat ini bertujuan untuk melestarikan tradisi dan sebagai wadah kompetisi untuk belajar di bidang seni. Selain itu, lirik tembang macapat mengandung makna yang sarat akan nasionalisme dan pendidikan karakter” ujar Sindu Parwoto selaku Ketua Panitia Penyelenggara ketika tim bertanya tentang tujuan diadakannya lomba.

Sejumlah 100 peserta mengikuti perlombaan dengan rincian 54 peserta putri dan 46 peserta putra perwakilan sekolah tingkat SD dan SMP sederajat dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Ponorogo.

Panitia penyelenggara mendatangkan juri profesional dari luar daerah diantaranya Dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, Dinas Pariwisata Provinsi, Dosen Intitut Seni Idonesia (ISI) Surkarta, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Madiun.

Respon masyarakat terhadap lomba macapat ini sangat positif, terbukti dengan banyaknya penonton yang berbondong ramai memadati kawasan Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo. Harapan panitia dengan diselenggarakannya lomba ini, masyarakat lebih mencintai dan melestarikan budaya Jawa terkhususnya bagi generasi mendatang. (Kominfo/PKL

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Ponorogo menggelar Lomba Macapat tingkat SD dan SMP tahun 2019 Se-Kabupaten Ponorogo dengan tema “Meningkatkan Persatuan Dan Kesatuan Untuk membangun Pariwisata Ponorogo Yang Lebih Maju, Berbudaya Dan Religius”.

Lomba tersebut diadakan mulai tanggal 28-29 Agustus 2019 pada pukul 09.00-17.00 WIB yang bertempat di Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo yang lokasinya luas, terbuka, dan memiliki ciri khas kejawen.

“Lomba tembang macapat digelar bertujuan untuk melestarikan tradisi dan sebagai wadah kompetisi untuk belajar di bidang seni. Selain itu, lirik tembang macapat mengandung makna yang sarat akan nasionalisme dan pendidikan karakter” ujar ….. selaku Ketua Panitia Penyelenggara ketika tim bertanya tentang tujuan diadakannya lomba.

Ada 100 peserta yang mengikuti perlombaan Macapat tingkat SD dan SMP dengan rincian 54 peserta putri dan 46 peserta putra. Ajang lomba macapat tahun ini diikuti oleh perwakilan sekolah Kecamatan Balong, Ngrayun, Sambit, Bungkal, dan kecamatan lain.

Panitia penyelenggara mendatangkan juri profesional dari luar daerah diantaranya Dosen Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya, Dinas Pariwisata Provinsi, Dosen Intitut Seni Idonesia (ISI) Surkarta, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Madiun.

Respon masyarakat terhadap lomba macapat ini sangat positif, terbukti dengan banyaknya penonton yang berbondong ramai memadati kawasan Pendopo Kabupaten Ponorogo. Harapan panitia dengan diselenggarakannya lomba ini, masyarakat lebih mencintai dan melestarikan budaya Jawa terkhususnya bagi generasi mendatang. (Kominfo/PKL/IAIN)